Samuel Hutabarat Yakin Anaknya Tidak Mungkin Masuk ke Kamar Pribadi Istri Jenderal Jika Tak Dipanggil
JURNAL POLISI.NET, JAKARTA - Keluarga ajudan Irjen Ferdy Sambo, Kadiv Propam Mabes Polri, Brigadir Nofryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J benar-benar tak terima dengan kematian Brigadir J.
Khususnya orang tua atau ayah korban Samuel Hutabarat terus menduga-duga atas dugaan insiden berdarah baku tembak yang melibatkan istri jenderal dan adudan keamanan rumah dinas.
Sebenarnya Mabes Polri mengaku sudah mengungkap motif penembakan yang menewaskan Brigadir J itu.
Disebutkan dalam keterangan resminya, Brigadir J disebut masuk ke dalam kamar dan menodong pistol serta melakukan pelecehan seksual istri Irjen Ferdy Sambo, Kadiv Propam Mabes Polri.
Namun hal itu ditampik ayah Brigadir J dengan memberikan argumen seperti ini.
Terkait motif itu, Samuel Hutabarat berkeyakinan putranya tidak akan mungkin masuk ke kamar pribadi istri jenderal jika tak dipanggil pemilik kamar.
Menurut Samuel berhadapan dengan istri seorang jenderal. Dia adalah hanya seorang pengawal.
"Kalau gak dipanggil mana mungkin dia datang ke kamar. Menodongkan senjata? Ya tapi terserah, katanya itu kronologisnya. Kita sah-sah saja nanti versi orang," ungkap Samuel Hutabarat.
Menurut Samuel, saat itu istri Irjen Sambo, Putri Candrawathi baru saja pulang dari luar kota.
Namun, dia tidak pulang ke rumah pribadi, melainkan ke rumah dinas terlebih dahulu.
"Awalnya masuk anak saya ini ke kamar ibu Putri. Saya juga belum pernah ketemu ibu putri," jelasnya.
Orang itu menurut Samuel baru pulang dari Magelang. "Anak saya memang ikut, pulang dari luar kota biasa tidak pulang ke rumah pribadi, mereka ke rumah dinas," jelasnya seperti lansir herarld.id, Sabtu (16/7/2022).
Sesudah diperiksa PCR, menurut Samuel, Ny Putri Chandrawathi menunggu di kamar.
"Sambil menunggu hasil ibu ini rebahan istirahat di kamar. Di kamar pribadi tak bohong berpakaian. Lalu katanya masuklah anak saya masuk ke kamar,” beber Samuel menirukan penjelasan polisi kepada keluarganya saat mengantar jenazah Bregadir J.
Namun dalam penjelasan resminya melalui konferensi perss Karo Penmas, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan, menjelaskan terkait peristiwa itu.
Saat itu, penembakan Brigadir J dimulai ketika terdengar suara teriakan istri Irjen Ferdi Sambo Ny Putri Candrawathi yang meminta tolong dari dalam kamar di lantai bawah.
Teriakan itu rupanya didengar oleh Bharada E yang berjaga di lantai 2, yang kemudian bergegas turun menuju asal suara itu di lantai satu.
Sesampai di tangga, Bharada E melihat Brigadir J di depan kamar, kemudian ia bertanya.
"Ada apa bang? Kenapa abang di situ?," tanya Bharada E.
Namun, Brigadir J bukannya menjawab. Namun dia malah melepaskan tembakan ke arah Bharada E.
Bermula dari itulah kemudian terjadi baku tembak di antara kedua ajudan itu.
Baku tembak keduanya, berakhir dengan tewasnya Brigadir J. Brigadir J tewas dengan sejumlah luka tembakan di tubuhnya.
Menurut keluarga mengatakan ada empat luka tembakan, sedangkan versi polisi ada tujuh luka tembakan. (*)